Kelainan dalam lamanya kehamilan,kehamilan,kehamilan ganda,kelainan air ketuban
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan manusia dimulai sejak
masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah memasuki masa
perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi
yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari
ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang
menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.
Sejarah klasik tentang dampak
kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak
didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi yang
masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik
mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat
placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak
terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan
kalori, protein dan zat gizi essential lainnya.
Kekurangan Nutrisi bukan saja
satu satunya masalah yang dihadapi janin. Banyak bahaya lain yang mengancam,
yang beberapa diantaranya turut mepengaruhi lamanya usia kehamilan. Akibatnya
ada janin yang lahir sebelum waktunya (Prematur), lewat dari waktunya
(postmatur/serotinus), ada yang mampu bertahan namun mengalami gangguan
pertumbuhan (IUGR) yang kadang juga disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),
ada yang tidak mampu bertahan hidup hingga meninggal di dalam rahim (IUFD). Ke
empat masalah yang ada di atas sangat penting untuk di ketahui oleh para calon
bidan yang nantinya mungkin akan banyak menghadapi masalah tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan prematur, postmatur, IUGR,
dan,IUFD,kehamilan ganda,polihidroamnion,oligohidroamnion?
2. Apa penyebab prematur, postmatur, IUGR, dan IUFD
kehamilan ganda,polihidroamnion,oligohidroamnion?
3. Bagaimana mendiagnosisnya?
4. Bagaimana penanganannya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN
a.
Prematur
Partus prematurus
adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan
lahir rendah 500-2499 gram. Factor resiko persalinan premature akan meningkat
kejadiannnya pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
a) Karakteristik Pasien
Kejadian prematuritas
pada sebuah kehamilan akan dipicu oleh karakteristik pasien :status sosial
ekonomi yang rendah, termasuk didalamnya penghasilan rendah, pendidikan yang
rendah sehingga mempengaruhi pola nutrisi yang rendah; umur. Kehamilan pada
usia 16 tahun dan primigravida > 30 tahun; riwayat pernah melahirkan
premature; pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress) atau kecemasan
yang tinggi dapat meningkatkan kejadian prematur; merokok lebih dari 10 batang
sehari; penggunaan obat bius atau kokain.
b) Factor predisposisi
Beberapa factor
penyebab akan menambah keadaan prematuritas antara lain; infeksi saluran kemih;
penyakit ibu seperti hipertensi dalam kehamilan, asma, penyakit jantung,
kecanduan obat, kolestasis, Anemia; keadaan yang menyebabkan distensi uterus
berlebihan yaitu kehamilan multiple, hidromnion, diabetes, isoimunisasi Rh;
perdarahan antepartum; infeksi umum pada ibu; tindakan bedah selama kehamilan;
kehamilan dengan AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim).
c) Pengelolaan Kehamilan Dengan Resiko Persalinan
Prematur
1) Mendidik ibu dengan resiko tinggi agar mengenal tanda
persalinan dini yang harus diwaspadai sebelum kehamilan 37 minggu dimana
gejalanya seperti saat haid, nyeri pinggang, merasa tekanan pada jalan lahir
meningkat, adanya lender bercampur darah dari kemaluan.
2) Pengawasan ibu dengan resiko tinggi untuk premature
setelah kehamilan berumur > 20 minggu dengan cara menanyakan adanya
persalinan, jika tanda-tanda tersebut ada maka periksa keadaan serviks terhadap
adanya dilatasi ostium internum atau eksternum, kemajuan persalinan.
3) Bila ditemukan adanya perubahan serviks dan his pasien
harus dirawat.
4) Bila ada persalinan, diberikan terapi : istirahat
rebah dengan posisi miring kiri untuk peredaran darah ke uterus, memberi
cairan, mengobati bakteri uri tak bergejala dan memeriksa kemungkinan infeksi
setiap 6-8 minggu, mengurangi stress, istirahat, perbaikan gizi, tidak
melakukan hubungan seksual setelah 20 minggu pada ibu resiko tinggi, pemantauan
kemungkinan adanya kontraksi rahim.
d) Pengobatan
Penatalaksanaan dalam
mengobati prematuritas lebih ditujukan untuk mencegah bayi lahir premature dan
jika harus lahir fungsi tubuh terutama paru-paru sudah matang, tindakannnya
antara lain :
1. Tokolitik dengan menggunakan magnesium sufat : dosis
awal 4 gram IV dilanjutkan dengan 1-3 gram perjam. Efek samping yang
ditimbulkan yaitu depresi pernafasan, untuk antidotumnya berupa calsi glukonas;
golongan β2 adrenegric untuk merangsang respon β2 pada otot polos uterus
sehingga terjadi relaksasi dan hilangnya kontraksi. Jenis obatnya yaitu
tarbutalin dengan dosisi 0,25 mg permenit diberikan dibawah kulit setiap 30
menit maksimum 3 kali, atau Ritodrin diberikan secara infuse intravena maksimum
0,35 mg permenit sampai 6 jam kontraksi hilang dengan dosisi pemeliharaan
secara oral mg setiap 2-6 jam.
2. Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid
diberikan pada umur kehamilan 28-34 minggu dan 24 jam sebelum persalinan,
pemberian surfaktan.
3. Metode kanguru untuk merawat bayi premature.
·
Metode kanguru mampu
memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediaakan situasi
dengan kondisi yang mirip dengan rahim ibu.
·
Keuntungan metode
kanguru: meningkatkan hubungan emosional ibu-bayi, menstabilkan suhu tubuh,
denyut jantung dan pernafasa, mengurangi stres pada ibu dan bayi, mengurangi
lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan emosional ibu denga bayi,
meningkatkan produksi ASI, menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di
rumah sakit,mempersingkat masa lama di rumah sakit.
·
Kriteria bayi untuk
metode kanguru: berat badan kurang atau sama dengan 2000 gram, tidak ada
kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan koordinasi hisap dan menelan
baik, perkembangan selama diinkubator baik, kesiapan dan keikut sertaan orang
tua, sangan mendukung keberhasilan.
b. Postmatur
1. Defenisi
Kehamilan postmatur
adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih. Istilah lainnya yaitu
serotinus. Menentukan kehamilan postmatur dengan menggunakan rumus neagle
dihitung dari HPHT dan berdasarkan taksiran persalinan (280 hari atau 40
minggu) dari HPHT. Pemeriksaaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan
lebih akurat.
2. Etiologi
Faktor potensial berupa defenisi hormone
adenokortikotrtopik (HCHT) pada fetus atau defenisi enzim sulfatase plasenta,
kelainan sistem saraf pusat pada janin seperti pada anansefalus; terdapatnya
faktor yang mengganggu ibu maupun anak dan plasenta dengan gambaran klinis:
menghilangnya lemak subkutan, kulit kering, keriput, atau retak-retak,
pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan selaput ketuban, kuku dan rambut
panjang, bayi malas. Komplikasi yang terjadi: kematian janin dalam rahim akibat
insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta, kematian neonatus yang tinggi,
asfiksia. Penilaian kesejahteraan janin harus dilakukan seperti: evaluasdi
cairan amnion dengan amniosentesis atau USG untuk melihat adanya hidramnion,
pantau perubahan denyut jantung janin, menentukan scoring dari USG untuk
melihat pernafasan janin, tonus, pergerakan fetus dan jumlah cairan amnion.
3. Pengelolaan
Pengelolaan dibagi
menjadi
a. Ekspektatif : syaratnya keadaan janin baik dengan
dasar 60% kehamilan akan berakhir dengan persalinan spontan pada usia kehamilan
40-41 minggu dan 80% pada kehamilan 43 minggu
b. Aktif : tanpa melihat keadaan serviks induksi harus
dilakukan pada fetus yang memiliki resiko untuk mengalami dismaturitas atau
bila kehamilan mencapai 44 minggu, syaratnya dilakukan pengawasab intrapartum
yang lebih ketat. Induksi dilakukan dengan tetesan oksitosin perinfus atau
dengan pemakaina preparat prostaglandin.
1. Defenisi
IUGR adalah berat
badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam
artian bayi baru lahir berukuran labih kecil dengan usia kehamilannya. Penyebab
IUGR dibedakan menjadi 3 faktor, yaitu :
a. Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit
ginjal kronik, riwayat diabetes millitus, penyakit jantung dan pernafasan,
malnutrisi dan anemia, onfeksi, pecandu alkohol, obat-obat tertentu, dan
perokok.
b. Uterus dan plasenta: penurunan aliran daraha dari
uterus ke plasenta, plasenta abruption, plasenta previa, infark plasenta.
c. Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit
infeksi, kelainan konginitalo, kelainan kromosom, pajanan teratogen.
2. Manifestasi Klinik
Bayi-bayi lahir IUGR
biasanya tampak kurus, pucat dan berkulit keriput:tali puxsat umumnya tampak
rapuh dan layu dibandingkan pada bayi normal yang tebal ndan kuat; Intra
Uterine Growth Syndrom (IUGR) muncul sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan jaringan atau sel.
3. Pencegahan
Hal-hal yang harus
diperhatikan untuk mencegah IUGR, adalah sebagai berikut: usahakan hidup sehat,
hindari stres selama kehamilan, hindari mengkonsumsi obat-obatan yang tidak
dianjurkan selama hamil, olahraga teratur, hindarai alkohol, rokok dan narkoba,
periksakan kehamilan secara rutin.
4. Prognosis
Pada kasus-kasus IUGR
yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika
bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak
nantinya. Kasus IUGR dapat muncul sekalipun ibu dalam kondisi sehat.
5. Diagnosis
Untuk menegakan
diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan dengan menanyakan riwayat ibu apakah
faktot-faktor ibu seperti dijelaskan diatas ada atau tidak, periksa tinggi
fundus uteri (TFU) apakah sesuai atau tidak dengan usia kehamilan,lakukan
ultranonograf (USG) fetomaternal, periksa denyut jantung janin dengan
menggunakan doppler velocimetry.
d. INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)
1.
Defenisi
Intra Uterine Fetal
Death/kematian janin dalam rahim yaitu kematian yang terjadi saat UK lebih dari
20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih (Nasdaldy).
2.
Etiologi
Penyebab IUFD sering
kali dipicu oleh: ketidak cocokan rhesus darah ibu dan janin, ketidak cocokan
golongan darah ibu dan janin, gerakannya janin terlalu aktif, penyakit pada
ibu, kelainan kromosom, trama saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan bawaan
pada janin, perdarahan anterpartum, penyakit saluran kencing, penyakit
endokrin, malnutrisi dan lain-lain.
B. Gemelli (Kehamilan Kembar)
1.
Defenisi
Kehamilan kembar ialah kehamilan
dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut menarik perhatian wanita itu
sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa
resiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan
kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan
hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin (Winkjosastro, Ilmu Kebidanan, 1999).
2. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas, sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur.
Berbagai faktor mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar, seperti bangsa,
hereditas, umur, dan paritas ibu.Faktor umur, makin tua makin tinggi angka
kejadian kehamilan kembar dan menurun lagi setelah umur 40 tahun.Paritas, pada primipara
9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) naik jadi 18,9 per 1000
persalinan.Keturunan, keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar
yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara maternal.
3. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya kehamilan kembar adalah ketika sperma bertemu dengan
ovumdi tuba fallopi, fertilisasi bergabungnya ovum dan
sperma,ovum yang telahdibuahi bergerak turun dari tuba falopii uterus
Nidasi dan pertumbuhan fetus,selama proses ini kembar dapat terbentuk.
Kehamilan kembar dapat fraternal atau identikal. Kebanyakan kembar fraternal berkembang dari telur dan sperma
yang terpisah.Kembar fraternal
memiliki plasenta dan kantong amnion terpisah. Berbeda dengan kembar identikal, dapat terjadi ketika telur
yang dibuahi membelah lebih awal saat kehamilan dan berkembang
menjadi 2 fetus. Kembar identik memiliki 1 plasenta,tapi fetus biasanya
memiliki kantung amnion yang terpisah
4. Tanda-tanda mengidentifikasi kehamilan kembar:
a.
Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea
b.
Uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada
pemeriksaan berulang
c.
Penambahan BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan
oleh edema atau obesitas
d.
Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/2 punggung
e.
Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan
dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
f.
Banyak bagian kecil teraba
g.
Pada umumnya D/ kehamilan triplet, kuadruplet, dan selebihnya hanya dapat ditentukan secara rontgenologik
h. USG : dapat lebih diketahui.
5. Jenis kehamilan gemeli
A. Kehamilan kembar monozigotik
a. Kehamilan kembar yang terjadi
dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identik, humolog,
atau uniovuler, dapat terjadi karena :
a. Satu telur dengan 2 inti,
hambatan pada tingkat blastula
b. Hambatan pada tingkat
segmentasi
c. Hambatan setelah amnion
dibentuk, tetapi belum primitive streak.
2 B. Kehamilan kembar dizigotik
a. Kira-kira dua pertiga
kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur disebut juga
heterolog, binovuler, atau fraternal, kedua telur bisa berasal dari :
b. 1 ovarium dan dari 2 folikel
de graff
c. 1 ovarium dan dari 1 folikel
de graff
d. 1 dari ovarium kanan dan satu
lagi dari ovarium kiri.
6. Pertumbuhan janin kembar
Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari
janin tunggal.
a. Berat badan bayi baru lahir
biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet di bawah 2000 gr, quadriplet
di bawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.
b. Berat badan masing-masing
janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya berselisih antara 50 sampai
1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu
lebih kurang tumbuh dari yang lainnya.
7. Letak dan presentasi janin
Pada umumnya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak
daripada biasanya, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dari posisi
janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi
pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Berbagai kombinasi
letak serta presentasi dapat terjadi. Yang paling sering ditemukan ialah kedua
janin dalam letak memanjang dengan presentasi kepala, kemudian menyusul
presentasi kepala dan bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi kepala dan
bahu, presentasi bokong dan bahu, dan yang paling jarang keduanya presentasi
bahu.
8. Penanganan dalam persalinan
a. Bila anak pertama letaknya
membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa dengan
episiotomi mediolateralis.
b. Setelah itu baru waspada,
lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan keadaan anak kedua.
Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
c. Biasanya dalam 10-15 menit his
akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur, ketuban dipecahkan
pelan-pelan supaya air tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin
persalinan anak kedua seperti biasa.
d. Waspadalah atas kemungkinan
terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya pasang infus profilaksis.
e. Bila ada kelainan letak pada
anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solutio
plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetr
C. KELAINAN AIR KETUBAN
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung
amnion. Cairan ketuban ini terdiri dari 98 persen air dan sisanya garam
anorganik serta bahan organik. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga
dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak
pada anensefalus.
Pada ibu hamil, jumlah cairan ketuban ini beragam.
Pada keadaan normal banyaknya air ketuban dapat mencapai 1000 cc kemudian
menurun lagi setelah minggu ke 38 sehingga akhirnya hanya tinggal beberapa
ratus cc saja. Kelainan air ketuban bisa berbentuk melebihi atau kurang dari
volume yang normal. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban
atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap jam.
1. KPSW
a. A. Definisi
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban
pecah dini (KPD) atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari
jalan lahir / vagina sebelum proses persalinan.
Ketuban pecah prematur yaitu pecahnya membran khorio-amniotik
sebelum onset persalinan atau disebut juga Premature Rupture Of Membrane =
Prelabour Rupture Of Membrane = PROM.
Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran Chorio-amniotik
sebelum onset persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau disebut
juga Preterm Premature Rupture Of Membrane = Preterm Prelabour Rupture Of
Membrane = P
b.
B. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua factor
tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks.
Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi
KPD antara lain :
·
Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal
·
Inkompetensi serviks
·
Infeksi vagina / serviks
·
Kehamilan ganda
·
Polihidramnion
·
Trauma
·
Distensi uteri
·
Stress maternal
·
Stress fetal
·
Infeksi
·
Serviks yang pendek
c. C. Diagnosa
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar
dibuat anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan
tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke ketuban pecah dini.
Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini
bisa dilakukan dengan cara :
·
Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin),
verniks kaseosa (lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah
terinfeksi bau.
·
Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah
memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah,
atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior
·
USG : volume cairan amnion berkurang / oligohidramnion
·
Terdapat infeksi genital (sistemik)
·
Gejala chorioamnionitis
d. D. Prognosis
Ada pun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan
janin adalah
·
Prognosis ibu
a. Infeksi
intrapartal dalam persalinan
b. Jika terjadi
infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang
selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas
c. Infeksi
puerperalis / masa nifas
d. Dry labour /
Partus lama
e. Perdarahan
post partum
f. Meningkatkan
tindakan operatif obstetric (khususnya SC)
g. Morbiditas
dan mortalitas maternal
·
Prognosis janin
a. Prematuritas
b. Masalah yang
dapat terjadi pada persalinan prematur diantaranya adalah respiratory distress
sindrome, hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy of premturity,
intraventricular hemorrhage, necrotizing enterocolitis, brain disorder (and
risk of cerebral palsy), hyperbilirubinemia, anemia, sepsis.
c. Prolaps
funiculli / penurunan tali pusat
d. Hipoksia dan
Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/partus lama, apgar score rendah, ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.
Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/partus lama, apgar score rendah, ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.
e. Sindrom
deformitas janin
f. Terjadi
akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia paru, deformitas
ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
g. Morbiditas
dan mortalitas perinatal
h. E. Penanganan
Penanganan ketuban pecah dini tergantung pada usia
kehamilan dan tanda infeksi intrauterine. Pada umumnya lebih baik untuk membawa
semua pasien dengan kasus KPD ke rumah sakit.
b. 2. POLIHIDRAMNION
a. Definisi
Polihidramnion
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion
adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml.
Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara
mendadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang
agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.
Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara
perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bisa
didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG). Insidensi hidramnion adalah
1% dari semua kehamilan.
b.Etiologi
Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas.
Pada banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi janin,
khususnya kelainan sistem syaraf pusat dan traktus gastrointestinal. Namun
secara teori, hidramnion bisa terjadi karena :
·
Produksi air ketuban bertambah
·
Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion,
tetapi air ketuban dapat bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan amnion,
misalnya air kencing janin dan cairan otak anensefalus.
·
Pengaliran air ketuban terganggu
·
Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan
dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah ditelan oleh
janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk
kedalam peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janin
tidak bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.
c.
Diagnosa
1. Anamnesis
·
Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
·
Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat,
pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
·
Nyeri perut karena tegangnya uterus
·
Oliguria
·
Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena
uretra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan
normal.
2. Inspeksi
·
Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut
mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
·
Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah
karena kehamilannya
·
Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini
terjadi karena kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh darah balik
(vena) akibat uterus yang terlalu besar
3. Palpasi
·
Perut tegang dan nyeri tekan
·
Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan
sesungguhnya
·
Bagian-bagian janin sukar dikenali
4. Auskultasi
·
Denyut jantung janin sukar didenger
5. Pemeriksaan penunjang
·
Foto rontgen (bahaya radiasi)
·
Ultrasonografi
·
Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index
cairan amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.
d.
Prognosis
1.Pada Janin
· Kelainan
congenital
· Prematuritas
· Prolapsus
tali pusat
2.Pada Ibu
·
Solusio plasenta
·
Atonia uteri
·
Perdarahan postpartum
e.
Penanganan
Hidramnion yang ringan tidak perlu dapat pengobatan
khusus, cukup dengan sedative dan diet pantang garam. Tetapi bila telah
memberikan gangguan mekanik, penderita harus dirawat. Bila keluhan terlalu
hebat dapat dilakukan amniosentesis, baik melalui dinding perut atau serviks.
Cairan harus dikeluarkan secara perlahan-lahan untuk menjaga terjadinya
prolapas funikuli atau solusio placenta. Biasanya setelah dilakukan pungsi
melalui serviks akan disusul dengan persalinan.
c. 3. OLIGOHIDRAMNION
a.Definisi
Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah pada keadaan tertentu banyaknya
air ketuban berkurang dari normal. Bila sampai kurang dari 500 cc. Biasanya
cairannya kental, keruh, berwarna kuning kehijau-hijauan.
b.Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum
diketahui. Beberapa keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu
berhubungan dengan obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal
agenesis.
c.Gambaran
Klinis
·
Uterus tampak lebih kecil
·
Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan
lebih jelas
·
Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak
·
Persalinan lebih lama dari biasanya
·
Sewaktu his / mules akan terasa sakit sekali
·
Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali
bahkan tidak ada yang keluar
d.
Prognosis
Prognosis oligohidramnion tidak baik terutama untuk
janin. Bila terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan
janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertas
karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut akan terjadi cacat
bawaan, cacat karena tekanan atau kulit menjadi tebal dan kering. Selain itu,
dapat mengakibatkan kelainan musculoskeletal (sistem otot).
e.
Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi
klinik dan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat
prognosis janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat selama proses persalinan
biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan sectio
caesarea merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion.
Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC karena :
·
Index kantung amnion (ICA) 5 cm atau kurang
·
Deselerasi frekuensi detak jantung janin
·
Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan post
term.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan preterm atau partus prematur adalah
persalinan yang terjadiØ pada kehamilan
kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang
dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221). Penyebab persalinan prematur belum
diketahui, adapun Kondisi yang di duga menimbulkan partus preterm antara lain:
Hipertensi, Perkembangan janin terhambat, solusio Plasenta, plasenta Previa,
kelainan Rhesus, diabetes. Sedangkan kondisi yang menimbulkan kontraksi yaitu
Kelainan bawaan uterus, Ketuban pecah dini, Serviks Inkompeten, Kehamilan
ganda. Adapun penanganan persalinan prematus
B. Saran
·
Bagi Ibu ibu yang
hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin minimal 4 kali selama
kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
·
Bagi petugas
kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
·
Bagi teman-teman agar
belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan professional.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Gary, dkk. 2006. Obstetri William
ed. 21. Jakarta. EGCü
Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri.
Jakarta. EGCü
Prawiroharjo, Sarwono. 2003. IlmuKebidanan.
Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.ü
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan
Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGCü
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta.