Minggu, 26 April 2015

Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan,Kehamilan Ganda,Kelainan Air Ketuban

 
  Kelainan dalam lamanya kehamilan,kehamilan,kehamilan ganda,kelainan air ketuban                                                         


                                                             BAB I
                                                    PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.
Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential lainnya.
Kekurangan Nutrisi bukan saja satu satunya masalah yang dihadapi janin. Banyak bahaya lain yang mengancam, yang beberapa diantaranya turut mepengaruhi lamanya usia kehamilan. Akibatnya ada janin yang lahir sebelum waktunya (Prematur), lewat dari waktunya (postmatur/serotinus), ada yang mampu bertahan namun mengalami gangguan pertumbuhan (IUGR) yang kadang juga disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), ada yang tidak mampu bertahan hidup hingga meninggal di dalam rahim (IUFD). Ke empat masalah yang ada di atas sangat penting untuk di ketahui oleh para calon bidan yang nantinya mungkin akan banyak menghadapi masalah tersebut.


B. RUMUSAN MASALAH
1.  Apa yang dimaksud dengan prematur, postmatur, IUGR, dan,IUFD,kehamilan ganda,polihidroamnion,oligohidroamnion?
2.  Apa penyebab prematur, postmatur, IUGR, dan IUFD kehamilan ganda,polihidroamnion,oligohidroamnion?
3.  Bagaimana mendiagnosisnya?
4.  Bagaimana penanganannya?




                                                                BAB II
                                                         PEMBAHASAN
           A.  KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN
a.  Prematur
Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir rendah 500-2499 gram. Factor resiko persalinan premature akan meningkat kejadiannnya pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
a)    Karakteristik Pasien
Kejadian prematuritas pada sebuah kehamilan akan dipicu oleh karakteristik pasien :status sosial ekonomi yang rendah, termasuk didalamnya penghasilan rendah, pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi pola nutrisi yang rendah; umur. Kehamilan pada usia 16 tahun dan primigravida > 30 tahun; riwayat pernah melahirkan premature; pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress) atau kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan kejadian prematur; merokok lebih dari 10 batang sehari; penggunaan obat bius atau kokain.
b)    Factor predisposisi
Beberapa factor penyebab akan menambah keadaan prematuritas antara lain; infeksi saluran kemih; penyakit ibu seperti hipertensi dalam kehamilan, asma, penyakit jantung, kecanduan obat, kolestasis, Anemia; keadaan yang menyebabkan distensi uterus berlebihan yaitu kehamilan multiple, hidromnion, diabetes, isoimunisasi Rh; perdarahan antepartum; infeksi umum pada ibu; tindakan bedah selama kehamilan; kehamilan dengan AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim).

c)    Pengelolaan Kehamilan Dengan Resiko Persalinan Prematur
1)  Mendidik ibu dengan resiko tinggi agar mengenal tanda persalinan dini yang harus diwaspadai sebelum kehamilan 37 minggu dimana gejalanya seperti saat haid, nyeri pinggang, merasa tekanan pada jalan lahir meningkat, adanya lender bercampur darah dari kemaluan.
2)  Pengawasan ibu dengan resiko tinggi untuk premature setelah kehamilan berumur > 20 minggu dengan cara menanyakan adanya persalinan, jika tanda-tanda tersebut ada maka periksa keadaan serviks terhadap adanya dilatasi ostium internum atau eksternum, kemajuan persalinan.
3)  Bila ditemukan adanya perubahan serviks dan his pasien harus dirawat.
4)  Bila ada persalinan, diberikan terapi : istirahat rebah dengan posisi miring kiri untuk peredaran darah ke uterus, memberi cairan, mengobati bakteri uri tak bergejala dan memeriksa kemungkinan infeksi setiap 6-8 minggu, mengurangi stress, istirahat, perbaikan gizi, tidak melakukan hubungan seksual setelah 20 minggu pada ibu resiko tinggi, pemantauan kemungkinan adanya kontraksi rahim.
d)    Pengobatan
Penatalaksanaan dalam mengobati prematuritas lebih ditujukan untuk mencegah bayi lahir premature dan jika harus lahir fungsi tubuh terutama paru-paru sudah matang, tindakannnya antara lain :
1.    Tokolitik dengan menggunakan magnesium sufat : dosis awal 4 gram IV dilanjutkan dengan 1-3 gram perjam. Efek samping yang ditimbulkan yaitu depresi pernafasan, untuk antidotumnya berupa calsi glukonas; golongan β2 adrenegric untuk merangsang respon β2 pada otot polos uterus sehingga terjadi relaksasi dan hilangnya kontraksi. Jenis obatnya yaitu tarbutalin dengan dosisi 0,25 mg permenit diberikan dibawah kulit setiap 30 menit maksimum 3 kali, atau Ritodrin diberikan secara infuse intravena maksimum 0,35 mg permenit sampai 6 jam kontraksi hilang dengan dosisi pemeliharaan secara oral mg setiap 2-6 jam.
2.    Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur kehamilan 28-34 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian surfaktan.
3.    Metode kanguru untuk merawat bayi premature.
·      Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediaakan situasi dengan kondisi yang mirip dengan rahim ibu.
·      Keuntungan metode kanguru: meningkatkan hubungan emosional ibu-bayi, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasa, mengurangi stres pada ibu dan bayi, mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan emosional ibu denga bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit,mempersingkat masa lama di rumah sakit.
·      Kriteria bayi untuk metode kanguru: berat badan kurang atau sama dengan 2000 gram, tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan koordinasi hisap dan menelan baik, perkembangan selama diinkubator baik, kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangan mendukung keberhasilan.



b. Postmatur
1. Defenisi
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih. Istilah lainnya yaitu serotinus. Menentukan kehamilan postmatur dengan menggunakan rumus neagle dihitung dari HPHT dan berdasarkan taksiran persalinan (280 hari atau 40 minggu) dari HPHT. Pemeriksaaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat.
2.  Etiologi
Faktor potensial berupa defenisi hormone adenokortikotrtopik (HCHT) pada fetus atau defenisi enzim sulfatase plasenta, kelainan sistem saraf pusat pada janin seperti pada anansefalus; terdapatnya faktor yang mengganggu ibu maupun anak dan plasenta dengan gambaran klinis: menghilangnya lemak subkutan, kulit kering, keriput, atau retak-retak, pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan selaput ketuban, kuku dan rambut panjang, bayi malas. Komplikasi yang terjadi: kematian janin dalam rahim akibat insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta, kematian neonatus yang tinggi, asfiksia. Penilaian kesejahteraan janin harus dilakukan seperti: evaluasdi cairan amnion dengan amniosentesis atau USG untuk melihat adanya hidramnion, pantau perubahan denyut jantung janin, menentukan scoring dari USG untuk melihat pernafasan janin, tonus, pergerakan fetus dan jumlah cairan amnion.
3.  Pengelolaan
Pengelolaan dibagi menjadi
a.    Ekspektatif : syaratnya keadaan janin baik dengan dasar 60% kehamilan akan berakhir dengan persalinan spontan pada usia kehamilan 40-41 minggu dan 80% pada kehamilan 43 minggu
b.    Aktif : tanpa melihat keadaan serviks induksi harus dilakukan pada fetus yang memiliki resiko untuk mengalami dismaturitas atau bila kehamilan mencapai 44 minggu, syaratnya dilakukan pengawasab intrapartum yang lebih ketat. Induksi dilakukan dengan tetesan oksitosin perinfus atau dengan pemakaina preparat prostaglandin.

c.   Intra Uterine Growth Retaldation (Iugr)
1.    Defenisi
IUGR adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran labih kecil dengan usia kehamilannya. Penyebab IUGR dibedakan menjadi 3 faktor, yaitu :
a.  Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronik, riwayat diabetes millitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia, onfeksi, pecandu alkohol, obat-obat tertentu, dan perokok.
b.  Uterus dan plasenta: penurunan aliran daraha dari uterus ke plasenta, plasenta abruption, plasenta previa, infark plasenta.
c.   Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit infeksi, kelainan konginitalo, kelainan kromosom, pajanan teratogen.
2.    Manifestasi Klinik
Bayi-bayi lahir IUGR biasanya tampak kurus, pucat dan berkulit keriput:tali puxsat umumnya tampak rapuh dan layu dibandingkan pada bayi normal yang tebal ndan kuat; Intra Uterine Growth Syndrom (IUGR) muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel.
3.    Pencegahan
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah IUGR, adalah sebagai berikut: usahakan hidup sehat, hindari stres selama kehamilan, hindari mengkonsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan selama hamil, olahraga teratur, hindarai alkohol, rokok dan narkoba, periksakan kehamilan secara rutin.
4.    Prognosis
Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus IUGR dapat muncul sekalipun ibu dalam kondisi sehat.
5.     Diagnosis
Untuk menegakan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan dengan menanyakan riwayat ibu apakah faktot-faktor ibu seperti dijelaskan diatas ada atau tidak, periksa tinggi fundus uteri (TFU) apakah sesuai atau tidak dengan usia kehamilan,lakukan ultranonograf (USG) fetomaternal, periksa denyut jantung janin dengan menggunakan doppler velocimetry.

         d.  INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)
1.    Defenisi
Intra Uterine Fetal Death/kematian janin dalam rahim yaitu kematian yang terjadi saat UK lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih (Nasdaldy).
2.   Etiologi
Penyebab IUFD sering kali dipicu oleh: ketidak cocokan rhesus darah ibu dan janin, ketidak cocokan golongan darah ibu dan janin, gerakannya janin terlalu aktif, penyakit pada ibu, kelainan kromosom, trama saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan bawaan pada janin, perdarahan anterpartum, penyakit saluran kencing, penyakit endokrin, malnutrisi dan lain-lain.




       B.  Gemelli (Kehamilan Kembar)
1.    Defenisi
 Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin (Winkjosastro, Ilmu Kebidanan, 1999).
2.    Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi     kehamilan 2 telur.
Berbagai faktor mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar, seperti bangsa, hereditas, umur, dan paritas ibu.Faktor umur, makin tua makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan menurun lagi setelah umur 40 tahun.Paritas, pada primipara 9,8 per 1000  dan pada multipara (oktipara) naik jadi 18,9 per 1000 persalinan.Keturunan, keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara maternal.
3.    Patofisiologi
Mekanisme terjadinya kehamilan kembar adalah ketika sperma bertemu dengan ovumdi tuba fallopi, fertilisasi bergabungnya ovum dan sperma,ovum yang telahdibuahi bergerak turun dari tuba falopii uterus
Nidasi dan pertumbuhan fetus,selama proses ini kembar dapat terbentuk. Kehamilan kembar dapat fraternal atau identikal. Kebanyakan kembar fraternal berkembang dari telur dan sperma yang terpisah.Kembar fraternal memiliki plasenta dan kantong amnion terpisah. Berbeda dengan kembar identikal, dapat terjadi ketika telur yang dibuahi membelah lebih awal saat kehamilan dan berkembang menjadi 2 fetus. Kembar identik memiliki 1 plasenta,tapi fetus biasanya memiliki kantung amnion yang terpisah
4.    Tanda-tanda mengidentifikasi kehamilan kembar:
a.      Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea
b.      Uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang
c.      Penambahan BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau   obesitas
d.      Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/2 punggung
e.      Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
f.       Banyak bagian kecil teraba
g.      Pada umumnya D/ kehamilan triplet, kuadruplet,  dan selebihnya hanya dapat   ditentukan secara rontgenologik
h.      USG : dapat lebih diketahui.

5.    Jenis kehamilan gemeli
                  A.   Kehamilan kembar monozigotik
a.  Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identik, humolog, atau uniovuler, dapat terjadi karena :
a.   Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula
b.   Hambatan pada tingkat segmentasi
c.   Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi belum primitive streak.
2              B.  Kehamilan kembar dizigotik
a.    Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal, kedua telur bisa berasal dari :
b.    1 ovarium dan dari 2 folikel de graff
c.    1 ovarium dan dari 1 folikel de graff
d.    1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.



6.    Pertumbuhan janin kembar
Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin tunggal.
a.    Berat badan bayi baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet di bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.
b.    Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang lainnya.


7.    Letak dan presentasi janin
Pada umumnya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak daripada biasanya, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dari posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Berbagai kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi. Yang paling sering ditemukan ialah kedua janin dalam letak memanjang dengan presentasi kepala, kemudian menyusul presentasi kepala dan bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu, dan yang paling jarang keduanya presentasi bahu.
8.    Penanganan dalam persalinan
a.    Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis.
b.    Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan keadaan anak kedua. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
c.    Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti biasa.
d.    Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya pasang infus profilaksis.
e.    Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solutio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetr
       C.    KELAINAN AIR KETUBAN
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ketuban ini terdiri dari 98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan organik. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus.
Pada ibu hamil, jumlah cairan ketuban ini beragam. Pada keadaan normal banyaknya air ketuban dapat mencapai 1000 cc kemudian menurun lagi setelah minggu ke 38 sehingga akhirnya hanya tinggal beberapa ratus cc saja. Kelainan air ketuban bisa berbentuk melebihi atau kurang dari volume yang normal. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap jam.
Rounded Rectangle: URAIAN MATERI 

          1. KPSW
a.           A. Definisi
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir / vagina sebelum proses persalinan.
Ketuban pecah prematur yaitu pecahnya membran khorio-amniotik sebelum onset persalinan atau disebut juga Premature Rupture Of Membrane = Prelabour Rupture Of Membrane = PROM.
Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran Chorio-amniotik sebelum onset persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau disebut juga Preterm Premature Rupture Of Membrane = Preterm Prelabour Rupture Of Membrane = P
b.   
               B. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua factor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain :
·            Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal
·            Inkompetensi serviks
·            Infeksi vagina / serviks
·            Kehamilan ganda
·            Polihidramnion
·            Trauma
·            Distensi uteri
·            Stress maternal
·            Stress fetal
·            Infeksi
·            Serviks yang pendek
c.                   C.  Diagnosa
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke ketuban pecah dini.
Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara :
·         Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau.
·         Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior
·         USG : volume cairan amnion berkurang / oligohidramnion
·         Terdapat infeksi genital (sistemik)
·         Gejala chorioamnionitis
d.    D. Prognosis
Ada pun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah
·         Prognosis ibu
a.    Infeksi intrapartal dalam persalinan
b.    Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas
c.    Infeksi puerperalis / masa nifas
d.    Dry labour / Partus lama
e.    Perdarahan post partum
f.     Meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC)
g.    Morbiditas dan mortalitas maternal
·         Prognosis janin
a.    Prematuritas
b.    Masalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur diantaranya adalah respiratory distress sindrome, hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy of premturity, intraventricular hemorrhage, necrotizing enterocolitis, brain disorder (and risk of cerebral palsy), hyperbilirubinemia, anemia, sepsis.
c.    Prolaps funiculli / penurunan tali pusat
d.    Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/partus lama, apgar score rendah, ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.
e.    Sindrom deformitas janin
f.     Terjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia paru, deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
g.    Morbiditas dan mortalitas perinatal
h.          E. Penanganan
Penanganan ketuban pecah dini tergantung pada usia kehamilan dan tanda infeksi intrauterine. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan kasus KPD ke rumah sakit.

b.                    2. POLIHIDRAMNION
a. Definisi Polihidramnion
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml.
Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara mendadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.
Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG). Insidensi hidramnion adalah 1% dari semua kehamilan.

b.Etiologi
Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi janin, khususnya kelainan sistem syaraf pusat dan traktus gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion bisa terjadi karena :
·         Produksi air ketuban bertambah
·         Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air ketuban dapat bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing janin dan cairan otak anensefalus.
·         Pengaliran air ketuban terganggu
·         Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.

c.       Diagnosa
1.     Anamnesis
·         Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
·         Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
·         Nyeri perut karena tegangnya uterus
·         Oliguria
·         Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena uretra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.
2.      Inspeksi
·         Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
·         Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah karena kehamilannya
·         Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi karena kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar
3.      Palpasi
·         Perut tegang dan nyeri tekan
·         Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya
·         Bagian-bagian janin sukar dikenali
4.      Auskultasi
·         Denyut jantung janin sukar didenger
5.      Pemeriksaan penunjang
·         Foto rontgen (bahaya radiasi)
·         Ultrasonografi
·         Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index cairan amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.

d.      Prognosis
1.Pada Janin
·      Kelainan congenital
·      Prematuritas
·      Prolapsus tali pusat
2.Pada Ibu
·           Solusio plasenta
·           Atonia uteri
·           Perdarahan postpartum

e.       Penanganan
Hidramnion yang ringan tidak perlu dapat pengobatan khusus, cukup dengan sedative dan diet pantang garam. Tetapi bila telah memberikan gangguan mekanik, penderita harus dirawat. Bila keluhan terlalu hebat dapat dilakukan amniosentesis, baik melalui dinding perut atau serviks. Cairan harus dikeluarkan secara perlahan-lahan untuk menjaga terjadinya prolapas funikuli atau solusio placenta. Biasanya setelah dilakukan pungsi melalui serviks akan disusul dengan persalinan.

c.              3. OLIGOHIDRAMNION
a.Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah pada keadaan tertentu banyaknya air ketuban berkurang dari normal. Bila sampai kurang dari 500 cc. Biasanya cairannya kental, keruh, berwarna kuning kehijau-hijauan.

b.Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal agenesis.

c.Gambaran Klinis
·         Uterus tampak lebih kecil
·         Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas
·         Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak
·         Persalinan lebih lama dari biasanya
·         Sewaktu his / mules akan terasa sakit sekali
·         Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar
d.      Prognosis
Prognosis oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan atau kulit menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat mengakibatkan kelainan musculoskeletal (sistem otot).

e. Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan sectio caesarea merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion.
Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC karena :
·         Index kantung amnion (ICA) 5 cm atau kurang
·         Deselerasi frekuensi detak jantung janin
·         Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan post term.

Rounded Rectangle: EVALUASI 




                                                             BAB III
                                                         PENUTUP
A. Kesimpulan
 Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadiØ pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221). Penyebab persalinan prematur belum diketahui, adapun Kondisi yang di duga menimbulkan partus preterm antara lain: Hipertensi, Perkembangan janin terhambat, solusio Plasenta, plasenta Previa, kelainan Rhesus, diabetes. Sedangkan kondisi yang menimbulkan kontraksi yaitu Kelainan bawaan uterus, Ketuban pecah dini, Serviks Inkompeten, Kehamilan ganda. Adapun penanganan persalinan prematus



  B. Saran
·         Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin minimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
·         Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
·         Bagi teman-teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan professional.






DAFTAR PUSTAKA

 Cunningham, Gary, dkk. 2006. Obstetri William ed. 21. Jakarta. EGCü
 Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGCü
 Prawiroharjo, Sarwono. 2003. IlmuKebidanan. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.ü
 Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGCü
 Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar